Perlukah Mengusir setan khanzab?

[]

Perlukah Mengusir setan khanzab?

Tentu saja. Setiap Muslim wajib mengusir setan terkutuk khanzab agar dapat menjalankan salat dengan fokus dan khusyuk.

Perlukah Menguasai Kekhusyukan?

Ya, tentu. Khusyuk adalah ketenangan hati, fokus yang mendalam, ketulusan dalam berserah diri, serta penghayatan penuh dalam ibadah kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta‘ala.

Perlukah Penghayatan (Internalisasi)?

Tentu saja, perlu. Internalisasi adalah proses memahami makna ibadah secara mendalam hingga meresap ke dalam hati, dan dirasakan oleh tubuh, jiwa, serta akal pikiran.

ALLAH SWT berfirman:

“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa itu, dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya.”

(QS. 91:9–10)

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itulah hati.”

HR. Bukhari dan Muslim

Perlukah Memahami Makna Setiap Kata dalam Surat Al-Fatihah?

Tentu saja, sangat perlu.

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak sah salat bagi orang yang tidak membaca Ummul/Fatihatul Kitab (Al-Fatihah).”

HR. Bukhari dan Muslim

Surat Al-Fatihah adalah pilar/tiang salat, maka wajib dibaca dalam bahasa Arab. Namun, yang tidak kalah penting, bahkan bisa dikatakan wajib bagi seorang Muslim adalah memahami maknanya dalam bahasa ibu masing-masing, agar dapat mencapai khusyuk (ketenangan dan penghayatan dalam ibadah). Tanpa pemahaman, salat hanya akan menjadi rutinitas yang dilakukan karena kebiasaan saja, bukan ibadah agung yang penuh makna spiritual.

Mengapa harus dalam bahasa ibu? Karena satu kata bisa memiliki banyak makna, dan kesalahpahaman dapat berbahaya secara spiritual. Misalnya, kata heart dalam bahasa Inggris bisa berarti jantung (organ) atau hati (perasaan) dalam bahasa Indonesia. Sementara dalam bahasa Indonesia sendiri, kata hati memiliki dua arti: perasaan atau liver. Begitu juga dalam bahasa Arab, banyak kata musytarak (homonim) — kata yang sama bentuknya tetapi berbeda makna.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menghafal dan penghayatan makna Surat Al-Fatihah dalam bahasa ibu, agar setiap kata benar-benar meresap kedalam hati dan pikiran, membangkitkan kerendahan hati serta renungan yang mendalam.

Sebagai contoh, frasa “Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin” berarti “Segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta alam.” Jika makna ini dipahami dalam bahasa ibu, seorang hamba dapat membayangkan kebesaran ALLAH SWT sebagai Pencipta alam semesta — yang kini semakin nyata diperlihatkan melalui gambar dan video tentang luasnya jagat raya. Hal ini menumbuhkan rasa rendah hati yang sejati, membuat kita sadar betapa kecilnya diri dihadapan-NYA.

Sebaliknya, jika seseorang membaca Surat Al-Fatihah dalam bahasa Arab tanpa memahami maknanya, maka penghayatan akan hilang, khusyuk berkurang, dan setan terkutuk khanzab akan lebih mudah mengganggu hati saat salat.

Jika Anda belum memahami makna Surat Al-Fatihah, Anda dapat mempelajari terjemahannya dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan bahasa lainnya. Konten edukatif juga dapat dilihat melalui menu utama Ahad PRTE, seperti Tuntunan Bacaan Salat. Selain itu, tautan berikut dapat membantu Anda mempelajarinya sesuai dengan bahasa ibu Anda:

Apakah Mudah untuk Tetap Khusyuk Saat Harus Melakukan Berbagai Hal Sekaligus?

Bagi yang benar-benar paham dan terbiasa, tentu mudah untuk melakukan hal tersebut. Namun bagi banyak orang, melakukan beberapa hal sekaligus sambil tetap menjaga kekhusyukan dalam salat bisa menjadi tantangan.

Dalam salat, ada tiga tugas utama yang berjalan bersamaan:

  1. Membaca Surat Al-Fatihah dalam bahasa Arab.
  2. Menghayati maknanya dalam bahasa ibu didalam hati.
  3. Menjaga hitungan rakaat.

 

Untuk mualaf (referensi Tuntunan Bacaan Salat di Ahad PRTE), tugasnya menjadi empat karena sekaligus harus mempelajari dan mempraktikkan gerakan salat.

Inilah sebabnya banyak orang sering lupa jumlah rakaat — terutama pada rakaat ke-3 atau ke-4 di Dzuhur, Ashar, dan Isya; atau pada Maghrib yang seharusnya 3 malah keliru menjadi 4 rakaat.

Solusi: Ahad PRTE dilengkapi indikator warna yang jelas: angka rakaat oranye saat menghitung dan otomatis berubah menjadi hijau pada rakaat terakhir, sebagai tanda selesai. Dengan begitu, Anda bisa tetap fokus, tenang, dan khusyuk sepanjang salat.

Kategori

Kategori

Artikel Terbaru

24 Oktober 2025
24 Oktober 2025
23 Oktober 2025
23 Oktober 2025
22 Oktober 2025